HUKUM ISTI’ADZAH DAN BASMALAH



  1. PENGERTIAN ISTI’ADZAH
Arti isti’adzah menurut bahasa adalah berlindung, berupaya kuat dan berpegang teguh. Sedangkan menurut istilah adalah suatu permohonan kepada allah guna mendapatkan kekuatan sehingga dengannya terpelihara dari godaan syaitan yang terkutuk.
Isti’adzah dikenal dengan ta’awudz dan Ulama sepakat menegaskan bahwa kalimat istiadzah tidak termasuk ayat Al-Qur’an. Diantara manfaat Ta’awudz ialah untuk menyucikan mulut dari perkataan sia- sia dan buruk yang biasa dilakukannya dan untuk mengharumkannya.


Adapun lafadz isti’adzah yang asli dari Rasulullah SAW adalah :

ﺃﻋﻮﺬ ﺒﺎﷲ ﻤﻦﺍﻠﺸﻴﻄﺎﻦ ﺍﻠﺮﺠﻴﻢ

Dan dikalangan ulama qurro’ timbul beberapa lafadz isti’adzah antara lain sebagai berikut :

ﺃﻋﻮﺬ ﺒﺎﷲ ﻤﻦﺍﻠﺸﻴﻄﺎﻦ ﺍﻠﺠﻴﻢ

ﺃﻋﻮﺬ ﺒﺎﷲ ﺍﻠﻌﻈﻴﻢ ﻤﻦﺍﻠﺸﻴﻄﺎﻦ ﺍﻠﺮﺠﻴﻢ

ﺃﻋﻮﺬ ﺒﺎﷲ ﺍﻠﺴﻤﻴﻊ ﺍﻠﻌﻠﻴﻢ ﻤﻦﺍﻠﺸﻴﻄﺎﻦ ﺍﻠﺮﺠﻴﻢ

Dan yang banyak dipakai adalah lafadz isti’adzah yang asli dari Rosululloh yaitu :

ﺃﻋﻮﺬ ﺒﺎﷲ ﻤﻦﺍﻠﺸﻴﻄﺎﻦ ﺍﻠﺮﺠﻴﻢ

Artinya : Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk”

  1. Hukum membaca isti’adzah
Seseorang qorri’ (pembaca Al-qur’an) bila ia hendak membaca Al-qur’an, baik pada awal surat maupun di tengah-tengahnya, maka ia sunnah membaca ta’awwudz’ (doa minta perlindungan kepada Allah dari godaan Syaitan).
Adapun dasar pengambilannya adalah Firman Allah pada surat An-Nahl ayat 98 juz 14 :

ﻔﺈﺬﺍ ﻘﺮﺃﺖ ﺍﻠﻘﺮﺍﻦ ﻔﺎﺴﺘﻌﺬ ﺒﺎﷲ ﻤﻦﺍﻠﺸﻴﻄﺎﻦ ﺍﻠﺠﻴﻢ

Artinya : Apabila kamu membaca Al-qur’an, hendaklah kamu minta perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

1. Tata Cara Membaca isti’adzah

Adapun tata cara dalam membaca Isti’adzah Basmalah dan Surat memiliki 4 (empat) wajah/cara yang diperbolehkan munurut Hafs’an Ashim yaitu :
  1. Memutus semua, contoh :
ﺍﻋﻮﺬﺒﺎﷲﻤﻦﺍﻠﺸﻴﻄﺎﻦﺍﻠﺮﺠﻴﻢ۞ﺒﺴﻡﺍﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻢ۞ﺍﻠﺤﻤﺪﷲ


  1. Menyambung basmalah dengan surat saja, contoh :
ﺍﻋﻮﺬﺒﺎﷲﻤﻦﺍﻠﺸﻴﻄﺎﻦﺍﻠﺮﺠﻴﻢ۞ﺒﺴﻡﺍﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻢﺍﻠﺤﻤﺪﷲ


  1. Menyambung Isti’adzah dengan Basmalah, contoh :
ﺍﻋﻮﺬﺒﺎﷲﻤﻦﺍﻠﺸﻴﻄﺎﻦﺍﻠﺮﺠﻴﻢﺒﺴﻡﺍﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻢ۞ﺍﻠﺤﻤﺪﷲ


  1. Menyambung semua, contoh :
ﺍﻋﻮﺬﺒﺎﷲﻤﻦﺍﻠﺸﻴﻄﺎﻦﺍﻠﺮﺠﻴﻢﺒﺴﻡﺍﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻢﺍﻠﺤﻤﺪﷲ



  
2. PENGERTIAN BASMALAH

Makna basmalahYaitu memulai dengan menyebut asma Alloh dan mengingat-Nya sebelum segala sesuatu, mengharap pertolongan kepada Alloh S.W.T disemua urusan. Sesungguhnya Rabbi yang disembah, yang memiliki segala kelebihan, kemurahan hati, keluasan rahmah, banyak keutamaanNya. Dan kebaikan atas rahmatNya mencakup segala sesuatu serta kebaikanNya meliputi seluruh makhluk.
Disebut juga dengan tasmiyah yaitu ucapan : ﺒﺴﻡﺍﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻢ
”   Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi penyayang”
  1. Hukum Membaca basmalah
Allah memulai kitab-Nya dengan basmalah dan memerintahkan nabi-Nya sejak dini pada wahyu pertama untuk melakukan pembacaan dan semua aktivitas dengan nama Allah (iqra’ bismi rabbikalladziikholaq) maka tidak keliru jika dikatakan bahwa basmalah merupakan pesan pertama Allah kepada manusia, pesan agar manusia memulai setiap aktivitasnya dengan nama allah.

Maka dari itu disyariatkan dan dianjurkan mengucapkan basmalah pada setiap akan membaca surah dari kitab Alloh (Al-Qur’an) kecuali surah at-taubah dan dianjurkan pula setiap akan melakukan aktivitas. Karena apabila seseorang memulai suatu pekerjaan dengan nama Allah atau atas nama-Nya, maka pekerjaan tersebut akan menjadi baik, atau paling tidak, pengucapannya akan tehindar dari godaan nafsu, dorongan, ambisi atau kepentingan pribadi, sehingga apa yang dilakukannya tidak akan mengakibatkan kerugian bagi orang lain, bahkan akan membawa manfaat bagi diri pengucapnya, masyarakat, lingkungan serta kemanusiaan seluruhnya.
Beberapa pendapat mengenai basmalah :
  1. Imam Syafi’i
Imam Syafi’I menilai Basmalah sebagai ayat pertama dari surah al-Fatihah, dan karena shalat tidak sah tanpa membaca al-Fatihah . Dalam arti lain, sebelum membaca al-fatiah hukumnya wajib membaca basmalah dan apabila tidak maka tidak sah.
Ar-Rahman ar-Rahim, Dengan kata ar-Rahman digambarkan bahwa Tuhan mencurahkan rahmat-Nya, sedangkan dengan kata ar-Rahim dinyatakan bahwa Alloh memiliki sifat rahmat yang melekat pada-Nya. Ada juga ulama yang memahami kata ar-Rahman sebagai sifat Allah swt. yang mencurahkan rahmat yang bersifat sementara ini meliputi seluruh makhluk, tanpa kecuali dan tanpa membedakan antara mukmin dan kafir.
  1. Imam Malik
Imam Malik berpendapat bahwa Basmalah bukan bagian dari al-Fatihah, dan karena itu ia tidak dibaca ketika membaca al-Fatihah dalam shalat. Alasannya antara lain adalah perbedaan pendapat itu. Ini karena al- Qur’an bersifat mutawatir, dalam arti periwayatannya disampingkan oleh orang banyak yang jumlahnya meyakinkan, sedang riwayat tentang Basmalah dalam al-Fatihah tidak demikian. Buktinya adalah kenyataan terjadinya perbedaan pendapat.

  1. Tata Cara Membaca Basmalah
 A.  Membaca Basmalah diantara Dua Surat

Menurut qiro’ah Hafesh ‘an ‘Ashim ada 4 cara 3 diantaranya jawaz (boleh) sedang 1 cara lagi ghoiru jaiz (tidak boleh), 3 cara yang jawaz adalah :
  1. Memutus semua, contoh :
ﻮﻻﺍﻠﻀﺎﻠﻴﻦ ۞ ﺒﺴﻢﺍﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﻴﻢ ۞ ﺍﻠﻢ ﺬﻠﻚ
  1. Menyambung Basmalah dan awal surat, contoh :
ﻮﻻﺍﻠﻀﺎﻠﻴﻦ ۞ ﺒﺴﻢﺍﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﻴﻢ ﺍﻠﻢ ﺬﻠﻚ
  1. Menyambung semuanya, contoh :
ﻮﻻﺍﻠﻀﺎﻠﻴﻦ ﺒﺴﻢﺍﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﻴﻢ ﺍﻠﻢ ﺬﻠﻚ
  1. Satu cara lagi yang tidak diperbolehkan adalah menyambung ayat akhir surat dengan basmalah dan diwaqofkan, kemudian memulai surat selanjutnya seperti contoh dibawah ini :
ﻮﻻﺍﻠﻀﺎﻠﻴﻦ ﺒﺴﻢﺍﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﻴﻢ ۞ ﺍﻠﻢ ﺬﻠﻚ

Cara seperti ini tidak diperbolehkan karena takut disangka bahwa basmalah itu terletak pada akhir surat kecuali dalam Surat At-Taubah.

    B. Basmalah pada Awal Surat At-Taubah

Membaca basmalah pada awal surat Taubah sepakat para ulama untuk meninggalkan walaupun tidak ada nash yang menjelaskannya, alasannya sama yaitu mengikuti Rasulullah SAW dimana beliau apabila membaca awal surat Taubah tidak membaca basmalah.
Ulama Fuqoha terutama Syafi’iyah berpendapat sebagai berikut :

1.   Imam Ibn Hajar

Membaca basmalah pada awal surat Taubah hukumnya adalah haram, sedang membaca ditengah-tengah surat Taubah hukumnya makruh. Pendapat ini lebih tanzih dan banyak diikuti oleh ulama-ulama qurro’ dan ahlul ada’.

2.   Imam Romli

Membaca basmalah pada awal surat At-Taubah hukumnya makruh, sedangkan membaca ditengah-tengah surat At-Taubah hukumnya mubah alasannya adalah Imam Ibn Hajar melihat dari asbabunnuzulnya (pada saat turunnya), awal surat ini Allah sangat murka terhadap kaum musyrikin, sedangkan basmalah isinya adalah do’a kasih sayang, karena itu tidak layak Allah yang sedang murka lalu dimintai memberi kasih sayang. Imam Ramli hanya memberi hukum makruh, karena tidak ada nash shorih yang menjelaskannya secara jelas.

Related Posts:

0 Response to "HUKUM ISTI’ADZAH DAN BASMALAH"

Post a Comment