Bab Puasa Kitab Fiqih Fathul Qorib

Assalamu'alaikum.
Bismillah.




Bab Puasa Kitab Fiqih
Fathul Qorib
Kajian Fiqih Kitab Fathul Qorib bab shiyam
Bag 1

ﺑِﺴْــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّ ﺣْﻤَـﻦِ ﺍﻟﺮَّ ﺣِﻴْــــﻢِ
ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺃَﺣْﻜَﻢِ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡِ

yang menerangkan hukum-hukum
berpuasa

ﻭَﻫُﻮَ ﻭَﺍﻟﺼَّﻮَﻡُ ﻣَﺼْﺪَﺭَﺍﻥِ ﻣَﻌْﻨَﺎ ﻫُﻤَﺎ ﻟُﻐَﺔً
ﺃَﻟْﺎِﻣْﺴَﺎﻙُ ﻭَﺷَﺮْﻋًﺎ ﺇِﻣْﺴَﺎﻙُ ﻋَﻦْ ﻣُﻔْﻄِﺮٍ ﺑِﻨِﻴَّﺔٍ
ﻣَﺨْﺼُﻮْﺻَﺔٍ ﺟَﻤِﻴْﻊَ ﻧَﻬَﺎﺭٍ ﻗَﺎﺑِﻞٍ ﻟِﻠﺼَّﻮْﻡِ ﻣِﻦْ
ﻣُﺴْﻠِﻢٍ ﻋَﺎﻗِﻞٍ ﻃَﺎﻫِﺮٍ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺾٍ
ﻭَﻧِﻔَﺎﺱٍ

shoum kedua-duanya adalah
masdar (isim manshub yang dalam tasrifan
fi’il jatuh pada urutan ketiga : SOOMA, YA
SUUMU, SOUMAN ﺻﺎﻡ، ﻳﺼﻮﻡ، ﺻﻮﻣﺎ ).

Arti makna Shiyam dan Shoum menurut
bahasa adalah Imsak (MENAHAN). Dan
menurut istilah Syara’ yaitu menahan dari
segala sesuatu yang membatalkan puasa,
disertai dengan niat yang telah ditentukan
dari semua siang hari yang menerima
terhadap puasa dari seorang muslim, yang
mempunyai akal, yang suci dari Haid dan
nifas.

ﻭَﺷَﺮَﺍﺋِﻂُ ﻭُﺟُﻮْﺏِ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻣِﺆﺛَﻼَﺛَﺔُ ﺃَﺷْﻴَﺎﺀَ ﻭَﻓِﻲْ
ﺑَﻌْﺾِ ﺍﻟﻨُّﺴَﺦِ ﺃَﺭْﺑَﻌَﺔُ : َﺀﺎَﻴْﺷَﺃ ﺍْﻹِﺳْﻠَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟْﺒُﻠُﻮْﻍُ
ﻭَﺍﻟﻌَﻘْﻞُ ﻭَﺍﻟﻘُﺪْﺭَﺓُ .ِﻡْﻮَّﺼﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ﻭَﻫَﺎﺫَﺍ
ﻫُﻮَﺍﻟﺴَّﺎﻗِﻂُ ﻋَﻠَﻰ ﻧُﺴْﺨَﻂِ ﺍﻟﺜَّﻼَﺛَﺔِ، ﻓَﻼَﻳَﺠِﺐُ
ﺍَﻟﺼَّﻮْﻡُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤُﺘَّﺼِﻒِ ﺑِﺄَﺿْﺪَﺍﺩِ ﺫَﺍﻟِﻚَ .

Syarat wajibnya puasa yaitu ada 3
perkara, dan menurut sebagian salinan
matan ada 4 perkara yaitu:
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Mampu/kuasa untuk
berpuasa.
Dan yang keempat (kudrot/
mampu) yaitu perkara yang gugur dari
tulisan 3 perkara. Maka tidaklah wajib bagi
orang yang terkena lawan dari 4 sifat
perkara diatas.

ﻭَﻓَﺮَﺍﺋِﺾُ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡِ ﺃَﺭْﺑَﻌَﺔُ ﺃَﺷْﻴَﺎﺀَ
.1 ﺍَﺣَﺪُﻫَﺎ ﺃَﻟﻨِّﻴَّﺔُ ﺑِﺎﻟْﻘَﻠْﺐِ، ﻓَﺄِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﺍَﻟﺼَّﻮْﻡُ
ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻛَﺮَﻣْﻀَﺎﻥَ ﺃَﻭْ ﻧَﺬْﺭًﺍ ﻓَﻠَﺎ ﺑُﺪَّ ﻣِﻦْ ﺇِﻳْﻘَﺎﻉِ ﺍﻟﻨِّﻴَّﺔِ
ﻟَﻴْﻼً ﻭَﻳَﺠِﺐُ ﺍّﻟﺘَّﻌْﻴِﻴْﻦُ ﻓِﻲْ ﺻَﻮْﻡِ ﺍﻟﻔَﺮْﺽِ
ﻛَﺮَﻣْﻀَﺎﻥَ ﻭَﺃَﻛْﻤَﻞُ ﻧِﻴَّﺔِ ﺻَﻮْﻣِﻪِ ﺃَﻥْ ﻳَﻘُﻮْﻝَ
ﺍﻟﺸَّﺨْﺺُ “ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺻَﻮْﻡَ ﻏَـﺪٍ ﻋَﻦْ ﺍَﺩَﺍﺀِ ﻓَﺮْﺽِ ﺷَﺤْﺮِ
ﺭَﻣَﻀَﺎﻥِ ﻫَﺎﺫِﻩِ ﺍﻟﺴَّﻨَّﺔِ
ﻟِﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

Wajib berpuasa itu ada 4 perkara :
Fardhu puasa yang pertama dari yang
empat adalah niat degan hati. Maka
seandainya berpuasa fardhu seperti puasa
Romadhon atau puasa Nadzar hendaklah
saat menghadirkan niat dalam hati pada
malamnya wajib menentukan puasa
fardhu seperti puasa romadhon.
Sedangkan kesempuraan niat puasa
Romadhon
“Nawaitu shouma ghodin ‘an
adaa`I fardhi syahri ramadhoni haadzihis-
sanati lillahi ta’ala”
saya niat berpuasa fardhu hari esok bulan Romadhon tahun ini
lillahi ta’ala.

 ﻭَﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻰ ﺍَﻟْﺈِﻣْﺴَﺎﻙُ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﺄَﻛْﻞِ ﻭَﺍﻟﺸُّﺮْﺏِ ﻭَﺇِﻥْ
ﻗَﻞَّ ﺍَﻟْﻤَﺄْ ﻛُﻮْﻝُ ﻭَﺍﻟْﻤَﺸْﺮَﺏُ ﻋِﻨْﺪَﺍﻟﺘَّﻌَﻤُّﺪِ ﻓَﺄِﻥْ ﺍَﻛَﻞَ
ﻧَﺎﺳِﻴًﺎ ﺍَﻭْ ﺟَﺎﻫِﻠًﺎ ﻟَﻤْﻴُﻔْﻄِﺮْ ﺍِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻗَﺮِﻳْﺐَ ﻋَﻬْﺪٍ
ﺑِﺎﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﺃَﻭْﻧَﺸَﺄَ ﺑَﻌِﻴْﺪًﺍ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺂﺀِ ﻭَﺃِﻟّﺎَ
ﺍَﻓْﻄَﺮَ

fardhu puasa yang kedua dari yang
empat yaitu menahan dari makan dan
minum meskipun hanya sedikit sesuatu
yang dimakan atau diminum halnya
disengaja. Maka seandainya makan dan
minum halnya karena lupa atau jahil (tidak
tahu hal tsb batal) maka hal tersebut
tidak membatalkan puasanya.
Kemungkinan hal itu karena orang
tersebut masih awam dalam agama islam
atau baru masuk islam ataupun juga
karena orang tersebut jauh dari ulama
(sehingga tidak tahu pembatalan puasa).

 ﻭﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺚُ ﺍﻟْﺠِﻤَﺎﻉُ ﻋَﺎﻣِﺪًﺍ، ﻭَﺃَﻣَّﺎﻟْﺠِﻤَﺎﻉُ ﻧَﺎﺳِﻴًﺎ
ﻓَﻜَﺎﻟْﺎَﻛْﻞِ ﻧَﺎﺳِﻴًﺎ

Fardhu puasa yang ketiga dari yang
empat yaitu menahan Jima’ (bersetubuh)
halnya disengaja (siang hari), adapun Jima’
halnya lupa sedang berpuasa maka
hukumnya sama seperti lupa makan dan
minum saat berpuasa (tidak batal)

 ﻭَﺍﻟﺮَّﺍﺑِﻊُ ﺗَﻌَﻤَّﺪُﺍﻟْﻘَﻲْﺀِ ﻓَﻠَﻮْ ﻏَﻠَﺒَﻪُ ﺍَﻟْﻘَﻲْﺀِ ﻟَﻢْ
ﻳَﺒْﻄُﻞْ ﺻَﻮْﻣُﻪُ

Fardhu puasa yang keempat yaitu
menahan dari muntah yang disengaja,
maka seandainya memiliki kebiasaan
muntah bukan disengaja orang tsb, maka
tidaklah batal puasanya.

ﻭَﺍﻟّﺬِﻱْ ﻳَﻔْﻄُﺮُ ﺑِﻪِ ﺍَﻟﺼَّﺎﺋِﻢُ ﻋَﺸَﺮَﺓُ ﺍَﺷْﻴَﺂﺀَ

Dan perkara yang membatalkan oleh
perkara tersebut terhadap puasa itu ada
10 perkara :

 ﺍَﺣَﺪُ ﻫَﺎ ﻭَﺛَﺎﻧِﻬَﺎ ﻣَﺎ ﻭَﺻَﻞَ ﻋَﻤْﺪًﺍ ﺇِﻟﻰَ ﺍﻟْﺠَﻮْﻑِ
ﺍَﻟْﻤُﻨْﻔَﺘِﺢِ ﺃَﻭْﻏَﻴْﺮِﺍﻟْﻤُﻨْﻔَﺘِﺢِ ﻛَﺎﻟْﻮُﺻُﻮْﻝِ ﻣِﻦْ
ﻣَﺄْﻣُﻮْﻣَﺔٍ ﺇِﻟﻰَ ﺍﻟْﺮَﺃْﺱِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺮَﺍﺩُ ﺍِﻣْﺴَﺎﻙُ ﺻَﺄﺋِﻢِ
ﻋَﻦْ ﻭُﺻُﻮْﻝِ ﻋَﻴْﻦٍ ﺍِﻟَﻰ ﻣَﺎﻳُﺴَﻤَّﻰ ﺟَﻮْﻓًﺎ

Yang pertama dan yang kedua dari yang
sepuluh yaitu perkara yang sampai
perkara tsb halnya disengaja terhadap
jauf/1.) rongga terbuka (yang tembus ke
bagian dalam tubuh seperti mulut, hidung,
telinga dan lain-lain) atau 2.) rongga yang
tidak terbuka seperti kulit ubun-ubun
kepala. Dan perkara yang dikukuhkan
dalam hal ini yaitu menahan bagi orang
yang berpuasa dari sampainya ‘aen yang
dinamai perkara ini terhadap jauf
(rongga).

 ﻭَﺍﻟﺜّﺎﻟِﺚُ ﺍَﻟْﺤُﻘْﻨَﺔُ ﻓِﻲْ ﺍَﺟَﺪِﺍﻟﺴَّﺒِﻴْﻠَﻴْﻦِ ﻭَﻫِﻲَ
ﺩَﻭَﺍﺀٌ ﻳَﺤْﻘُﻦُ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻤَﺮِﻳْﺾُ ﻓِﻲْ ﻗُﺒُﻞٍ ﺍَﻭْﺩُﺑُﺮٍ
ﺍَﻟْﻤُﻌَﺒَّﺮِﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻓِﻰ ﺍﻟْﻤَﺘْﻦِ
ﺑِﺎﻟﺴَّﺒِﻴْﻠَﻴْﻦِ

yang ketiga yaitu memasukan obat
pada salah satu lubang. Maksudnya yaitu
memasukan obat kepada orang sakit pada
lubang kubul (lubang kencing) atau dubur
(lubang berak) yang diistilahkan kubul dan
dubur pada matan ini dgn lafadz sabilaini


ﻭَﺍﻟﺮَّﺍﺑِﻊُ ﺍَﻟْﻘَﻲْﺀُ ﻋَﻤْﺪًﺍ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻌْﺘَﻤِﺪْ ﻟَﻢْ
ﻳَﺒْﻄُﻞْ ﺻَﻮْﻣُﻪُ ﻛَﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ

Yang ke empat yaitu muntah halnya
disengaja, maka seandainya tidak
disengaja tidaklah batal puasanya orang
tersebut.

ﻭَﺍﻟْﺨَﺎﻣِﺲُ ﺍَﻟْﻮَﻁْﺀُ ﻋَﻤْﺪًﺍ ﻓِﻰ ﺍﻟْﻔَﺮْﺝِ ، ﻓَﻼَ
ﻳَﻔْﻄُﺮُ ﺍَﻟﺼَّﺎﺋِﻢُ ﺑِﺎﻟْﺠِﻤَﺎﻉِ ﻧَﺎﺳِﻴًﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ

Yang kelima yaitu wathi (bersetubuh)
halnya disengaja pada farji, maka tidaklah
batal orang yang berpuasa bersetubuh
halnya lupa seperti perkara yang sudah
dituturkan sbelumnya.

 ﻭَﺍﻟﺴَّﺎﺩِﺱُ ﺍَﻟْﺎِﻧْﺰَﺍﻝُ ، ﻭَﻫُﻮَ ﺧُﺮُﺝُ ﺍﻟْﻤَﻨِﻲِّ ﻋَﻦْ
ﻣُﺒَﺎﺷَﺮَﺓٍ ﺑِﻼَ ﺟِﻤَﺎﻉٍ ﻣُﺤَﺮَّﻣًﺎ ﻛَﺈِﺧْﺮَﺍﺟِﻪِ ﺑِﻴَﺪِّﻩِ ﺃَﻭْ
ﻏَﻴْﺮَ ﻣُﺤَﺮَّﻡٍ ﻛَﺈِﺧْﺮَﺍﺟِﻪِ ﺑِﻴَﺪِّ ﺯَﻭْﺟَﺘِﻪِ ﺃَﻭْﺟَﺎﺭِﻳَﺘِﻪِ
ﺑِﻤُﺒَﺎﺷَﺮَﺓٍ ﻋَﻦْ ﺧُﺮُﺝِ ﺍﻝﺀﻣَﻨِﻲِّ ﺑِﺎﺣْﺘِﻠَﺎَﻡٍ ﻓَﻠَﺎ
ﺇِﻓْـﻄَﺎﺭَﺑِﻪِ ﺟَﺰْﻣًﺎ

keenam yaitu keluar air mani
maksudnya yaitu keluar air mani karena
bersentuhan kulit meski tidak
berjima’ (rangsangan) diharamkan saat
berpuasa seperti haram mengeluarkan air
mani dengan tangannya sendiri (onani),
atau TIDAK diharamkan seperti
mengeluarkan air mani dengan tangan
istrinya atau dengan tangan jariahnya
(budak perempuan). Akan tetapi
dikecualikan saat bersentuhan kulit
(rangsangan) keluarnya air mani
disebabkan mimpi, maka tidaklah batal
puasanya karena keluar mani disebabkan
mimpi.

ﻭَﺍﻟﺴَّﺎﺑِﻊُ ﺇِﻟَﻰ ﺁﺧِﺮِ : ِﺓَﺮَﺸَﻌْﻟﺍ ﺃَﻟْﺤَﻴْﺾُ،
ﻭَﺍﻟﻨِّﻔَﺎﺱُ، .ُﺓَّﺩِّﺮﻟﺍَﻭ ،ُﻥْﻮُﻨُﺠْﻟﺍَﻭ

Dan yang ketujuh hingga yang ke sepuluh
yaitu 7.Haidh 8. Nifas 9. Gila 10. Murtad.

ﻓَﻤَﺘَﻰ ﻃَﺮَﺀَ ﺷَﻲْﺀٌ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻓِﻲْ ﺍَﺛْﻨَﺎﺀِﺍﻟﺼَّﻮْﻡِ

Maka kapan saja kedatangan salah satu
perkara dari 10 perkara tsb pada
tengah-tengah puasa (saat berpuasa
wajib atau sunnah) maka batal lah
puasanya.

ﻭَﻳُﺴْﺘَﺤَﺐُّ ﻓِﻰ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡِ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔُ ﺃَﺷْﻴَﺂﺀَ :

Dan disunnahkan saat berpuasa 3 perkara:

ﺃَﺣَﺪُﻫَﺎ ﺗَﻌْﺠِﻞُ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﺇِﻥْ ﺗَﺤَﻘَّﻖَ ﺍَﻟﺼَّﺎﺋِﻢُ ﻏُـﺮُﺏَ
ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ، ﻓَﺈِﻥْ ﺷَﻚَّ ﻓَﻼَ ﻳُﻌَﺠِّﻞُ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮَ ﻭَﻳُﺴَﻦُّ
ﺍَﻥْ ﻳُﻔْﻄِﺮَ ﻋَﻠَﻰ ﺗَﻤَﺮٍ ﻭَﺍِﻟَّﺎ ﻓَﻤَﺎﺀٍ

Yang pertama dari yang tiga yaitu
disunnahkan menyegerakan berbuka,
seandainya jelas dan yakin orang yang
berpuasa terhadap terbenamnya
matahari (maghrib/waktu berbuka). Maka
seandainya ragu hendaklah jangan
menyegerakan untuk berbuka. Disunnahkan
juga berbuka dengan kurma, jika tak ada
kurma maka dengan air putih.

ﻭَﺍﻟﺴَّﺎﻧِﻰ ﺗَﺄْﺧِﻴْﺮُﺍﻟﺴَّﺤُﻮْﺭِ ﻣَﺎﻟَﻢْ ﻳَﻘَﻊْ ﻓِﻰْ ﺷَﻚٍّ
ﻭَﻳَﺤْﺼُﻞُ ﺍﻟﺴَّﺤُﻮْﺭُ ﺑِﻘَﻠِﻴْﻞِ ﺍﻟْﺄَﻛْﻞِ
ﻭَﺍﻟﺸُّﺮْﺏِ

Yang kedua yaitu disunnahkan
mengakhirkan sahur selama tak ada
keraguan (waktu imsak) dan hasil (sah)
sahurnya meski hanya sedikit makan dan
minumnya

ﻭَﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺚُ ﺗَﺮْﻙُ ﺍﻟْﻬُﺠْﺮِ ﺍَﻱْ ﺍﻟْﻔُﺨْﺶِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻜَﻠَﺎَﻡِ
ﺍﻟْﻔَﺎﺧِﺶِ ﻓَﻴَﺼُﻮْﻥُ ﺍَﻟﺼَّﺎﺋِﻢُ ﻟِﺴَﺎﻧُﻪُ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻜَﺬِﺏِ
ﻭَﺍﻟْﻐِﻴْﺒَﺔِ ﻭَﻧَﺤْﻮِ ﺫَﺍﻟِﻚَ ﻛَﺎﻟﺸَّﺘْﻢِ ﻭَﺇِﻥْ ﺷَﺘَﻤَﻪُ ﺍَﺣَﺪٌ
ﻓَﻠْﻴَﻘُﻞْ ﻣَﺮَّﺗَﻴْﻦِ ﺍَﻭْ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ ﺇِﻧِّﻰْ ﺻَﺎﺋِﻢٌ ﺇِﻣَّﺎ ﺑِﻠِﺴَﺎﻧِﻪِ
ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﻮَﻭِﻱُّ ﻓِﻲْ ﺍﻟْﺎَﺫْﻛَﺎﺭِ ﺍَﻭْ ﺑِﻘَﻠْﺒِﻪِ ﻛَﻤَﺎ
ﻧَﻘَﻠَﻪُ ﺍَﻟﺮَّﻓِﻌِﻲُّ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﺄَﺋِﻤَّﺔِ
ﻭَﺍﻗْﺘَﺼَﺮَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ

Yang ketiga yaitu disunnahkan
meninggalkan keburukan, tegasnya yaitu
meninggalkan keburukan dari ucapan-
ucapan yang buruk. Maka hendaklah
mawas orang yang berpuasa dari lisannya
dari perbuatan bohong, ghibah (gosip) dan
sejenis lainnya dengan ghibah seperti
marah. Dan seandainya ada seseorang
yang memarahi orang yang sedang
berpuasa maka mestilah berkata orang
yang berpuasa tersebut 2 kali atau 3 kali
dengan ucapan “ innii
shoo`imun” (sesungguhnya saya sedang
berpuasa) apakah dengan lisannya orang
tersebut seperti perkara yang telah
ditutur oleh Al Imam nawawi rahimahullah
pada kitab Al Adzkar atau dengan hatinya
orang tersebut seperti perkara yang
telah ditutur oleh Al Imam Rofi’i dari para
Imam. Dan mestilah meringkas terhadap
lisan dan hati (innii shoo`imun 2x atau3x).

ﻭَﻳَﺤْﺮُﻡُ ﺻِﻴَﺎﻡُ ﺧَﻤْﺴَﺔِ ﺍَﻳَّﺎﻡٍ : ﺍَﻟْﻌِﻴْﺪَﺍﻥِ ﺍَﻱْ ﺻَﻮْﻡُ
ﻳَﻮْﻡِ ﻋِﻴْﺪِﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻭَﻋِﻴْﺪِﺍﻟْﺄَﺿْﺤَﻰ ﻭَﺍَﻳَّﺎﻡِ ﺍﻟﺘَّﺸْﺮِﻳْﻖِ
ﻭَﻫِﻲَ ﺍَﻟﺜَّﻠَﺎﺛَﺔُ ﺍَﻟَّﺘِﻲْ
ﺑَﻌْﺪَﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﻨَﺤْﺮِ

berpuasa pada 5 hari : yang
pertama dan kedua yaitu pada hari raya
‘idul fithri dan hari raya ‘idul adh-ha dan
pada hari Tasyrik yaitu 3 hari pada hari
setelah diperbolehkan kurban.

ﻭَﻳَﻜْﺮَﻩُ ﺗَﺤْﺮِﻳْﻤًﺎ ﺻَﻮْﻡُ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﺸَّﻚِّ ﺑِﻠَﺎﺳَﺒَﺐٍ
ﻳَﻘْﺘَﻀِﻲْ ﺻَﻮْﻣَﻪُ ﻭَﺍَﺷَﺎﺭَﺍﻟْﻤُﺼَﻨِّﻒُ ﻟِﺒَﻌْﺾِ ﺻُﻮَﺭِ
ﻫَﺎﺫَﺍﺍﻟﺴَّﺒَﺐِ ﺑِﻘَﻮْﻟِﻪِ ﺍِﻟَّﺎ ﺍَﻥْ ﻳُﻮَﺍﻓِﻖَ ﻋَﺎﺩَﺓٌﻟَﻪُ ﻓِﻲْ
ﺗَﻄَﻮُّﻋِﻪِ ﻛَﻤَﻦْ ﻋَﺎﺩَﺗُﻪُ ﺻِﻴَﺎﻡُ ﻳَﻮْﻡٍ ﻭَﺇِﻓْﻄَﺎﺭُ ﻳَﻮْﻡٍ
ﻓَﻮَﺍﻓَﻖَ ﺻَﻮْﻣُﻪُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟﺸَّﻚِّ ﻭَﻟَﻪُ ﺻِﻴَﺎﻡُ ﻳَﻮْﻡِ
ﺍﻟﺸَّﻚِّ ﺍَﻳْﻀًﺎ ﻋَﻦْ ﻗَﻀَﺎﺀٍ ﻭَﻧَﺬَﺭٍ. ﻭَﻳَﻮْﻡُ ﺍﻟﺸَّﻚِ ﻫُﻮَ
ﻳَﻮْﻡُ ﺍﻟﺜَّﻼَﺛِﻴْﻦَ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﺍِﺫْ ﻟَﻢْ ﻳَﺮَ ﺍَﻟْﻬِﻼَﻝُ
ﻟَﻴْﻠَﺘَﻬَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺼَّﺤْﻮِ ﺍَﻭْﺗَﺤَﺪَّﺙَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺑِﺮُﺅْﻳَﺘِﻪِ
ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻌْﻠَﻢْ ﻋَﺪْﻝٌ ﺭَﻭَﺍﻩُ ﺍَﻭْﺷَﻬِﺪَ ﺑِﺮُﺅْﻳَﺘِﻪِ ﺻِﺒْﻴَﺎﻥٌ
ﺍَﻭْﻋَﺒِﻴْﺪٌ ﺍَﻭْﻓَﺴَﻘَﻪُ.

Dan dimakruh tahrimkan ucapan dari
mushonnif (pengarang kitab) berpuasa
pada hari yang meragukan tanpa ada
sebab. Kecuali adanya kebiasaan orang
tersebut melakukan puasa sunnahnya,
seperti kebiasaan 1 hari berpuasa sunnah
satu hari berbuka (puasa nabi daud a.s)
maka bertepatan puasanya dengan hari
yang meragukan, maka boleh bagi orang
tersebut berpuasa pada hari itu, juga dari
puasa qodho dan puasa nadzar. Maksud
hari yang meragukan yaitu hari ke 30
dibulan sya’ban jika TIDAK TERLIHAT bulan
baru pada malamnya dari cuaca yang
terang (tak ada awan) atau dari ucapan-
ucapan orang yang melihat bulan
(biru’yatul hilal) dan tidak tahu orang yang
berucap orang adil melihat bulan atau
menyaksikan bulan halnya dari anak kecil,
hamba sahaya atau orang fasiq.

Wallahu 'Alam.

Related Posts:

0 Response to "Bab Puasa Kitab Fiqih Fathul Qorib"

Post a Comment