Hakikat dari puasa sebenarnya bukan hanya
sekedar menahan lapar dan dahaga. Betapa banyak orang mampu menahan
lapar dan dahaga namun tidak kuasa menahan dirinya dari hal yang
sia-sia. Ia berpuasa namun lisannya suka berdusta.
Ia juga berpuasa
namun kedua mata dan telinganya selalu mendengar dan melihat yang
diharamkan Alloh dan rosulnya. Begitu juga ia berpuasa akan tetapi
waktunya terbuang sia-sia dipinggir jalan dan ngobrol kesana-kemari
tanpa ada faidahnya. Sungguh benar apa yang disabdakan Rosululloh dalam
haditsnya yang mulia:
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ ، وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ.
“ Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut melainkan hanya rasa lapar dan dahaga. Dan betapa banyak orang yang sholat malam ia tidak mendapatkan apa-apa melainkan hanya begadang saja”(HR. Ahmad)
Oleh karena itu agar puasa kita pehuh
dengan pahala maka hendaknya kita menjaga diri dan meninggalkan dari
segala amalan yang menjadikan puasa kita sia-sia.
Sebenarnya banyak yang harus kita
tinggal ketika dibulan ramadhan agar puasa kita lebih bermaanfaat. Ada
perkara-perkara yang sifatnya wajib dan ini kebanyakan orang telah
memahaminya seperti makan,minum ,berhubungan dan pembatal lainya. Akan
tetapi dalam tulisan singkat ini lebih menyoroti pada perkara-perkara
yang dianggap biasa namun membuat puasa kita tidak berbobot
dihadapanNya.Diantara amalan yang harus kita tinggalkan agar puasa kita
tidak sia-sia adalah:
1. Tidur over Dosis.
Tidur di waktu puasa memang sangat
mengasyikkan. Selain waktu terasa pendek ,kita tidak banyak mengeluarka
energi. Selain hal tersebut ada hadits yang telah menyebar di kalangan
masyarakat bahwa tidurnya orang puasa adalah ibadah.
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ
“Tidurnya orang yang berpuasa adalah
ibadah. Diamnya adalah tasbih. Do’anya adalah do’a yang mustajab. Pahala
amalannya pun akan dilipatgandakan.”
Banyak orang berdalil dengan hadits ini
sehingga ada yang tidur dari pagi hingga menjelang berbuka baru bangun.
Mirisnya banyak juga yang tidur sampai tidak sempat mengerjakan sholat
dan hal tersebut seringkali di lakukannya.
Kebanyakan orang yang menjadikan dalil
hadits tersebut adalah dalam rangka bermalas-malasan. Sebenarnya bisa
saja tidur menjadi ibadah pada kondisi tertentu sebagaimana dijelaskan
oleh Ibnu Rajab dalam kitab beliau Latho-if Al Ma’arif.
“Jika makan dan minum diniatkan untuk
menguatkan badan agar kuat ketika melaksanakan shalat dan berpuasa,
maka seperti inilah yang akan bernilai pahala. Sebagaimana pula
apabila seseorang berniat dengan tidurnya di malam dan siang harinya
agar kuat dalam beramal, maka tidur seperti ini bernilai ibadah.”
Sebaiknya kita tahu diri dan bisa megatur
kapan waktu tidur dan berapa kadarnya. Jangan sampai kita jadikan bulan
ramadhan ini dengan bulan yang penuh dengan tidur sehingga kita bnyak
kehilangan ibadah utama lainya.
2. Berkata Dusta dan Sia-Sia.
Dusta adalah perkataan yang amat tercela
terlebih bagi seorang yang sedang berpuasa. Betapa banyak gosip menyebar
disela-sela orang berpuasa terutama kaum wanita. Padahal Rosululloh saw
bersabda:
من لم يدع قول الزور والجهل والعمل به فلا حاجة لله في أن يدع طعامه وشرابه
Barang siapa yang tidak meninggalkan
perkataan dusta dan kebodohan dan justru mengamalakannya maka Alloh
tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang ia tahan(puasa dia). (HR.Ibnu Majah)
Memang perkataan dusta dan sia-sia tidak
membatalkan puasa . Akan tetapi perbuatan tersebut menggugurkan pahala
bagi orang yang berpuasa. Bahkan hadits tersebut jelas sekali Alloh
tidak butuh akan puasa dia. Kita berlindung kepada Alloh dari hal-hal
yang sia-sia.
3. Terlalu asyik Menonton TV.
Setiap kali ramadhan datang produser film
pun tak mau ketinggalan memproduksi film-film berbau islami. Padahal
kalau kita cermati isinya campur aduk antara islami dan jahili. Film
film tersebut benar-benar membanjiri hampir di seluruh stasiun tv dan
animo masyarakatpun sangat besar sehingga meraih rating yang cukup
tinggi. Yang bikin masyarakat lebih terlena sinetron dan acara yang
mempunyai rating tinggi tersebut sengaja ditayangkan bersamaan waktu
shalat tarawih. Terkadang sering kali imam tarawih mendapat opsi dari
jamaah untuk mempersingkat bacaan sholatnya. Alasannya miris yaitu agar
tidak ketinggalan nonton sinetron. Bukan sekedar itu acara sahur yang
seharusnya kita isi dengan doa dan istighfar seringkali dilenakan dengan
acara TV hingga melalaikan orang dengan shalat subuh berjamaah. Sampai
pada tingkat yang kronis banyak orang yang mengisi ramadhan di depan TV
dari pagi hingga sore hari.
4. Berlebihan dalam Masak-memasak.
Banyak diantara IRT(Ibu Rumah Tangga)
ketika di bulan ramadhan hampir setiap hari disibukkan masak di dapur
dari waktu habis dhuhur. Memang tujuannya baik untuk mempersiapkan buka
puasa, namun kalau setiap hari hal tersebut banyak memakan waktu yang
berharga. Inti permasalahannya adalah kebanyakan diantara kita mengubah
pola konsumsi ketika ramadhan tiba. Memang makan hanya dua kali saat
buka dan sahur. Namun porsi makan dan masak terkadang jadi 4 kali lebih
banyak dari hari-hari biasanya. Selain itu kitapun sering ”balas dendam”
saat buka puasa untuk menyantap apa saja yang ada di meja makan.
Akibatnya perut kita kekenyangan dan shalat tarawihpun terkadang sambil
tiduran. Allohu musta’an.
5. Ngabuburit dan Nongkrong di pinggir jalan.
Budaya nagbuburit alias jalan-jalan
tanpa tujuan menunggu waktu berbuka banyak dilakukan orang di jalanan
dan pusat perbelanjaan. Kalau kita pikir habis deh ramadhan kita jika
habis sahur kita tidur sampai siang, kemudian siang masak-masak dan sore
ngabuburit. Seharusnya kita pergunakan waktu ramadhan untuk membaca al
qur’an atau menghafalnya. Bisa juga menggunakan waktu kita untuk
memperdalam keislaman lewat kajian-kajian islam, membaca buku dan
majalah islami dll. Memang ketika ngabuburit dan nongkrong rasa haus dan
lapar hilang. Sebenarnya kalau kita renungkan rasa lapar dan dahaga
itulah keindahan berpuasa. Bagaimana tidak, disaat rasa lapar dan dahaga
menggayuti diri kita maka kepedulian sosial kita pun tumbuh kepada
fakir-miskin disekitar kita.
Sayang kalau kita habiskan ramadhan untuk
ngabuburit dan nongkrong di jalanan. Ramadhan adalah mutiara zaman
jangan sampai kita sis-siakan. Seharusnya kita benar-benar maksimal
dalam mendulang pahala di bulan puasa.
Dimanakah Kita Dari Ramadhan Para Salaf?!
Para salafus sholih begitu antusias
mengisi ramadhan dengan segala ketaatan. Banyak diantara mereka
mempersiapkan nafkah keluarganya sebelum ramadhan dan ketika ramadhan
khususnya sepertiga akhir habis-habisan beribadah di masjid menggapai
lailatul qodar dan ampunan. Sungguh air mata taubat mereka mengucur
ditengah keheningan malam. Lisan-lisan mereka senatiasa basah berdzikir
dengan kekhusyu’an. Kening mereka terhanyut dalam nikmatnya sujud. Dan
tengadah tangan mereka menjadi saksi di saat jiwa-jiwa terlelap dalam
tidurnya. Berbeda dengan kita. Kebanyakan dari kita justru asyik terbuai
dengan belanja dan membuat berbagai hidangan hari raya. Begitu juga
sibuk mempersiapkan baju baru yang menghabiskan banyak tenaga,uang dan
waktu.
Saudaraku yang dirahmati Alloh…Seandainya
ini akhir ramadhan kita. Semoga seluruh amalan kita diterima disisi
Alloh dan dijadikan jannah sebagai tempat abadi kita.
Wallohu a’lam
bishowab.
0 Response to " JANGAN BIARKAN PUASA KITA TANPA PAHALA"
Post a Comment