WAJIBNYA PUASA ROMADHAN




Faslun.
Yajibu shaumu ramadhana bi-ahadi umuri khomsatin. Ahaduha bi-kamali sya’bana tsalatsina yauman. Wa tsaniha bi-ru’yati al-hilali fi haqqi man ro’ahu wa in kana fasiqon. Wa tsalitsuha
bi-tsubutihi fi haqqi man lam yarohu bi-‘adli syahadatin. Wa robi’uha bi-akhbari ‘adli riwayatin mautsuqin bihi sawaaun waqo’a fi al-qolbi shidquhu am la, atu ghoiru mautsuqin bihi in waqo’a fi al-qolbi shidquhu. Wa khomisuha bathnu dukhuli romadhona bi al-ijtihadi fi-man isytabaha ‘alaihi dzalik.

Puasa Ramadhan diwajibkan dengan salah satu ketentuan-ketentuan berikut ini:
1.         Dengan mencukupkan bulan sya’ban 30 hari.
2.         Dengan melihat bulan, bagi yang melihatnya sendiri.
3.         Dengan melihat bulan yang disaksikan oleh seorang yang adil di muka hakim.
4.         Dengan Kabar dari seseorang yang adil riwayatnya juga dipercaya kebenarannya, baik yang mendengar kabar tersebut membenarkan ataupun tidak, atau tidak dipercaya akan tetapi orang yang mendengar membenarkannya.
5.         Dengan beijtihad masuknya bulan Ramadhan bagi orang yang meragukan dengan hal tersebut.

Syarah atau penjelasan:

Diwajibkannya puasa Ramadhan dengan salah satu sebab yang ada lima.
Pertama, sempurnanya bulan Sya’ban, yaitu tiga puluh hari.
Kedua, melihat tanggal (hilal) bagi seorang yang benar-benar melihatnya, meski ia orang fasik. Ketiga, melihat hilal dapat ditetapkan bagi orang yang tidak melihat hilal dengan sebab adanya persaksian orang yang adil dan dapat dipercaya bahwa ia telah melihat hilal.
Keempat, informasi orang yang adil yang riwayatnya dapat dipercaya, baik di dalam hatinya benar atau pun tidak, atau tidak dapat dipercaya (fasik) tapi di dalam hatinya benar.
Kelima, menyangka masuknya ramadhan dengan ijtihadnya sendiri bagi seorang yang remang-remang atau tidak dapat mengakses informasi dengan jelas.
Seperti seorang yang ada di dalam buih atau penjara, yang tidak tahu masuknya ramadhan.
Ayat al-Quran yang mempertegas bahwa puasa ramadhan diwajibkan bagi umat Islam. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (SQ. Al-Baqarah: 183)


SYARAT SAH PUASA
Faslun.
 Syuruthu syihhatihi arba’atu asya’a, islamun wa ‘aqlun, wa niqo’un min nahwi haidhin, wa ‘ilmun bi-kauni al-waqthi qobilan li as-shoum.
Syarat sah puasa ramadhan ada empat (4) perkara, yaitu:
1.         Islam.
2.         Berakal.
3.         Suci dari seumpama darah haidh.
4.         Dalam waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa.



Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
Syarat sahnya puasa—baik puasa wajib atau sunnah—ada empat. Pertama, Islam. Kedua, berakal. Ketiga, bersih dari haidl. Dan keempat, mengetahui waktu yang sudah siap untuk melaksanakan puasa.
SYARAT WAJIB PUASA RAMADH

Faslun.
Syuruthu wujubihi khomsatu asyya’a, islamun, wa taklifun, wa ithoqotun, wa sihhatun, wa iqomatun.

Syarat wajib puasa ramadhan ada lima perkara, yaitu:
1.         Islam.
2.         Taklif (dibebankan untuk berpuasa).
3.         Kuat berpuasa.
4.         Sehat.
5.         Iqamah (tidak bepergian).

Syarah atau penjelasan:
Syarat wajibnya puasa ada lima.
1). Islam.
2). Tertaklif. Artinya seseorang sudah baligh dan berakal. Ada pengecualian orang-orang yang tidak diwajibkan berpuasa yaitu anak kecil, orang gila, orang yang terserang penyakit epilepsi, dan mabuk. Karena mereka belum tertaklif.
3). Mampu melaksanakan puasa. Maka tidak wajib puasa bagi orang yang tidak mampu melaksanakan puasa, seperti orang yang sudah tua rentah atau orang sakit yang tidak mampu berpuasa.
4). Sehat. Sehingga tidak diwajibkan berpuasa bagi orang sakit.
5). Berdiam diri di rumah. Artinya bagi orang yang sedang melakukan bepergian jauh tidak diwajibkan berpuasa alias oleh berbuka.
Dalil ayat al-Quran yang menjelaskan syarat dan ada beberapa keadaan yang diperbolehkan berbuka puasa atau tidak diwajibkan berpuasa, tapi wajib diqadha pada hari-hari yang lain atau dengan membayar fidyah.
 Allah berfirman:

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa diantara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggati atau qadha) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin. Tetapi barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka ia lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (SQ. Al-Baqarah: 184)


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkannya al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang salah). Karena itu barang siapa diantara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa yang sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (ia wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur. (SQ. Al-Baqarah: 185)
RUKUN PUASA RAMADHAN
Faslun.
Arkanuhu tsalatsatu asya’a. Niyatun laylan li-kulli yaumin fi al-fardli, wa tarku mufthirin dzakiron mukhtaron ghoero jahilin ma’dzurin wa shoimin.
Rukun puasa ramadhan ada tiga perkara, yaitu:
1.         Niat pada malamnya, yaitu setiap malam selama bulan Ramadhan.
2.         Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa ketika masih dalam keadaan ingat, bisa memilih (tidak ada paksaan) dan tidak bodoh yang ma’zur (dima’afkan).
3.         Orang yang berpuasa.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah:
Rukun puasa ada tiga. Pertama, niat puasa wajib di malah hari di setiap hari. Tempat niat adalah di hati dan wajib menghadirkan niat berpuasa.
Kedua, meninggalkan sesuatu yang bisa membatalkan puasa sepertu makan dan minum atau bersetubuh dengan istri.
Ketiga, ingat bahwa dirinya berpuasa, melaksanakannya atas kehendak pribadi tanpa paksaan, tidak bodoh yang dapat dianggap sebagai udzur, dan betul-betul berpuasa. Jika sebaliknya, semisal melaksanakan puasa atas dasar paksaan orang lain, maka tidak sah.

Related Posts:

0 Response to "WAJIBNYA PUASA ROMADHAN"

Post a Comment