عن أبي هريرة رضى الله عنه أن
رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة
جارية أو علم ينتفع يه أو ولد صالح يدعو له
Maksud hadis :
Daripada Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu katanya,, Rasulullah SAW telah bersabda : Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang berdoa kepadanya.'' (HR Muslim).
Daripada Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu katanya,, Rasulullah SAW telah bersabda : Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang berdoa kepadanya.'' (HR Muslim).
PENJELASAN HADITS :
Sesungguhnya kita diciptakan oleh Allah mempunyai matlamat
yang tertentu iaitu agar kita sentiasa mengabdikan diri kepada Allah serta
mentaatinya dengan melakukan perkara yang disuruh dan meninggalkan perkara yang
dilarang.
Firman Allah Ta’ala dalam surah Adz –Dzaariyaat ayat 56 , berbunyi :
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
Kira-kira maksudnya: “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah-Ku.”
Allah telah menjanjikan pahala bagi mereka yang sentiasa beriman dan bertakwa kepadanya sebagai jaminan untuk mencium bau syurga dan juga memberikan dosa dan api neraka kepada mereka yang mengkufuri perintahnya. Segala amalan kita didunia akan terputus apabila kita kembali menghadap ilahi. Namun terdapat 3 amalan sahaja yang masih dterima allah sebagai pahala kita di akhirat nanti meskipun kita sudah meninggalkan dunia fana ini. Amalan-amalan tersebut adalah:
1) amal jariyah
2) ilmu yang bermanfaat
3) anak soleh yang mendoakan ibu bapanya.
Di sini jelas menunjukkan kepada kita betapa tingginya nilai rahmat dan kasih Allah terhadap hambanya, memberikan peluang untuk memperolehi pahala walaupun kita sudah berada di alam barzakh. Sekarang terserahlah kepada kita untuk mengambil peluang keemasan ini selagi hayat masih ada.
Firman Allah Ta’ala dalam surah Adz –Dzaariyaat ayat 56 , berbunyi :
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
Kira-kira maksudnya: “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah-Ku.”
Allah telah menjanjikan pahala bagi mereka yang sentiasa beriman dan bertakwa kepadanya sebagai jaminan untuk mencium bau syurga dan juga memberikan dosa dan api neraka kepada mereka yang mengkufuri perintahnya. Segala amalan kita didunia akan terputus apabila kita kembali menghadap ilahi. Namun terdapat 3 amalan sahaja yang masih dterima allah sebagai pahala kita di akhirat nanti meskipun kita sudah meninggalkan dunia fana ini. Amalan-amalan tersebut adalah:
1) amal jariyah
2) ilmu yang bermanfaat
3) anak soleh yang mendoakan ibu bapanya.
Di sini jelas menunjukkan kepada kita betapa tingginya nilai rahmat dan kasih Allah terhadap hambanya, memberikan peluang untuk memperolehi pahala walaupun kita sudah berada di alam barzakh. Sekarang terserahlah kepada kita untuk mengambil peluang keemasan ini selagi hayat masih ada.
Selain dari ketiga jenis amalan tadi,ada juga beberapa macam perbuatan yang termasuk dalam amalan jariyah.
Hadist diatas menerangkan bahwa amal perbuatan seorang manusia akan terputus ketika ia meninggalkan dunia ini hingga ia tiada lagi boleh mendapatkan fahala.Tapi,ada 3 macam yang pahala itu terus mengalir biarpun orangnya telah meninggalkan dunia ini,amal jariah,ilmu yang berguna manfaat, dan do'anya anak yang sholeh.
Didalam Riwayat yang lain Ibnu Majah,dan Rasulullah SAW, menambahkan tiga amal diatas, Rasulullah bersabda "Sesungguhnya amal dan kebaikan yang terus mengiringi seorang ketika meninggalkan dunia ini ialah ilmu yang bermanfaat,anak yang dididik agar menjadi shaleh, mewakafkan Al Quranul karim,membangun masjid,membangun tempat penginapan bagi para musafir,membangun irigasi sawah,dan sedekahnya" (HR. Ibn Majah)
Dan Menurut Imam As-Suyuti (911 H) ulama yang mahsyur ,apabila semua hadis mengenai amal yang pahalanya terus mengalir walaupun orangnya telah meninggal dunia,tapi bila dikumpulkan,
semuanya menjadi 10 amalannya,adalah sebagai berikut ini:
1. Ilmu yang bermanfaat/berguna
2. do'a anak sholeh/shaleha,
3.amal sedekah jariyah atau (wakaf),
4. menanam pohon kurma dan pohon yang buahnya bisa dimakan orang banyak,
5. mewakafkan al quranul karim,buku agama,atau kitab ulama,dll
6. berjuang membela tanah air dari serangan musuh,
7. membuat sumur/telaga,
8. membangun irigasi sawah,
9. membangun tempat tinggal buat para musafir jauh,
10. membangun tempat-tempat ibadah dan tempat belajar agama islam,
SAMPAINYA
PAHALA, DOA DAN SADAQAH KEPADA ORANG YANG SUDAH MENINGGAL.
Menurut
pendapat ahli sunnah pahala, doa dan sadaqah bisa sampai kepada orang yang
sudah meninggal dan dapat bermanfaat bagi mereka.
Kalangan
Ahlusunnah wal Jamaah berhujjah dengan beberapa firman Allah Swt dan
beberapa hadits shahih diantaranya:
وَالَّذِيْنَ آمَنُوْا وَاتَّبَعْهُمْ ذُرِّيَّتَهُمْ بِاِيْمَانٍ
اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا اَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ
شَيْئٍ كُلُّ إمْرِئٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِيْنٌ (تاطور ٣١)
Dan
orang – orang yang beriman dan anak cucu mereka mengikuti dalam keimanan, kami
hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan kami tiada mengurangi sedikitpun
dari pahala amal mereka. Tiap – tiap manusia terpikat dengan apa yang
dikerjakannya.
Allah
juga berfirman :
أَبَائُكُمْ وَأَبْنَائُكُمْ لَاتَدْرُوْنَ اَيُّهُمْ اَقْرَبُ لَكُمْ
نَفْعًا (النساء :١١)
Tentang
orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa diantara mereka yang
lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu.
Dalam
sebuah hadits shahih disebutkan:
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ رَجُلًا اَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوْصِ
وَاَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ اَفَلَهَا اَجْرٌ اِنْ تَصَدَّقْتُ
عَنْهَا قَالَ نَعَمْ (رواه مسلم ١٦٧٢)
“Dan ‘Aisyah RA, “Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW,
“Ibu saya meninggal secara mendadak dan tidak sempat berwasiat. Saya menduga
seandainya ia dapat berwasiat, tentu ia akan bersedekah. Apakah ia akan
mendapat pahala jika saya bersedekah atas namanya?” Nabi menjawab, “Ya”.”
(HR.Muslim, :1672).
Dalam
kitab Nail al Authar juz IV juga disebutkan sebuah hadits shahih yang berbunyi:
وَعَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَجُلًا قَالَ
لِلنَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ اِنَّ أَبِي مَاتَ وَلَمْ يُوْصِ أَيَنْفَعُهُ
اِنْ اَتَصَدَّقُ عَنْهُ؟ قَالَ نَعَمْ، (رواه أحمد ومسلم والنساء وابن ماجه(
Dari
Abu Hurairah, ia meriwayatkan: Ada laki-laki datang kepada Nabi lalu ia
berkata: Ayahku telah meninggal dunia dan ia tidak berwasiat apa-apa. Apakah
saya bisa memberikan manfaat kepadanya jika saya bersedekah atas namanya? Nabi
menjawab: Ya, dapat (HR. Ahmad, Muslim, Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Hadits
tersebut diatas menegaskan bahwa pahala sadaqah itu sampai kepada ahli kubur.
Sementara di hadits shahih yang lain dijelaskan bahwa sadaqah tidak hanya
berupa harta benda saja, tapi juga dapat berwujud bacaan dzikir seperti kalimat
la illaha illallah, subhanallah, dan lain-lain sebagaimana disebutkan dalam
hadits shahih berikut ini:
عَنْ اَبِي دَرْأَنْ نَاسًا مِنْ اَصْحَابِ النَّبِي صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوْا لِلنَّبِي ص.م يَارَسُوْلَ اللهِ ذَهَبَ اَهْلِ
الدُّثُوْرِ بِالْاُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا تُصَلَّى وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا
تَصُوْمُ وَيَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ اَمْوَالِهِمْ قَالَ اَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ
اللهُ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُوْنَ اِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ
تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ
صَدَقَةٌ (رواه مسبلم١٦٧٤)
“Dari Abu Dzar RA, ada beberapa sahabat berkata kepada Nabi
SAW,” Ya Rasulullah, orang-oarng yang kaya bisa (beruntung) mendapatkan banyak
pahala. (Padahal) mereka shalat seperti kami shalat. Mereka berpuasa seperti
kami berpuasa. Mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka. Nabi SAW
menjawab, “ Bukankah Allah SWT telah menyediakan untukmu sesuatu yang dapat
kamu sedekahkan? Sesungguhnya setiap satu tasbih (yang kamu baca) adalah
sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap
tahlil adalah sedekah.” (HR. Muslim :1674 ).
Dalam
hadits lain disebutkan:
وَعَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قَالَ:
تَصَدَّقُوْا عَلَى اَنْفُسِكُمْ وَعَلَى اَمْوَاتِكُمْ وَلَوْ بِشُرْبَةِ مَاءٍ
فَاِنْ لَمْ تَقْدِرُوْا عَلَى ذَالِكَ فَبِأَيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ تَعَالَى
فَاِنْ لَمْ تَعْلَمُوْا شَيْئًا مِنَ اْلقُرْآنِ فَادْعُوْا لَهُمْ
بِالْمَغْفِرَةِ وَالرَّحْمَةِ فَاِنَّ اللهَ وَعَدَكُمُ اْلاِجَابَةِ.
Sabda
Nabi: Bersedekahlah kalian untuk diri kalian dan orang-orang yang telah mati
dari keluarga kalian walau hanya air seteguk. Jika kalian tak mmampu dengan
itu, bersedekahlah dengan
ayat-ayat suci al-Qur’an, berdoalah untuk mereka dengan memintakan ampunan dan
rahmat. Sungguh, Allah telah berjanji akan mengabulkan doa kalian.
Adzarami
dan Nasa’i juga meriwayatkan hadis tentang tahlil dari Ibnu ‘Abbas RA.
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اَعَانَ عَلَى مَيِّتٍ
بِقِرَائَةٍ وَذِكْرٍ اِسْتَوْجَبَ اللهُ لَهُ الْجَنَّةَ. (رواه الدارمى والنساء
عن ابن عباس(
Rasulullah
bersabda: Siapa menolong mayit dengan membacakan ayat-ayat al-Qur’an dan Zikir,
Allah akan memastikan surga baginya. (HR.ad-Darimy dan Nasa’i dari Ibnu Abbas).
Hadis
diatas juga didukung oleh hadis Nabi yang diriwayatkan oleh ad-Daraqutni dari
Anas bin Malik:
رَوَى اَبُوْ بَكْرٍ النَحَادِ فِىْ كِتَابِ السُّنَنِ عَنْ عَلِى بْنِ
اَبِي طَالِبِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ مَرَّ بَيْنَ اْلمَقَابِرِ فَقَرَأَ قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ
اِحْدَى عَشْرَةَ مَرَّةً ثُمَّ وَهَبَ اَجْرَهَا لِلْاَمْوَاتِ أُعْطِيَ مِنَ
اْلاَجْرِ بِعَدَدِ اْلاَمْوَاتِ.
Diriwayatkan
oleh Abu Bakar an-Najjad dalam kitab Sunan bersumber dari Ali bin Abi Thalib,
ia mengatakan, Nabi bersabda: Siapa lewat diantara batu nisan, lalu membaca surat al-Ikhlas 11 kali
dan menghadiahkan pahalanya untuk yang meninggal maka Allah akan
mengabulkannya.
Dalil-dalil
inilah yang dijadikan dasar oleh para ulama tentang sampainya pahala bacaan
al-Qur’an, tasbih, tahlil, shalawat yang dihadiahkan kepada orang yang
meninggal dunia. Begitu pula dengan sedekah dan amal baik lainnya.
Bahkan
Ibnu Taimiyah (tokoh panutan kaum wahabi) mengatakan dalam kitab Fatawa-nya, “sesuai
dengan kesepakatan para Imam bahwa mayit dapat memperoleh manfaat dari semua
ibadah,baik ibadah badaniyah seperti shalat, puasa, membaca al-Qur’an,
ataupun ibadah maliyah seperti sedekah dan lain-lainnya. Hal yang sama juga
berlaku bagi orang yang berdoa dan membaca istighfar untuk mayit.” (Hukm
al-Syari’ah al-Islamiyah fi Ma’tam al_Arba’in,hal 36).
Mengutip
dari kitab Syarh al-Kanz, Imam al-Syaukani juga mengatakan bahwa seseorang
boleh menghadiahkan pahala perbuatan yang ia kerjakan kepada orang lain, baik
berupa shalat, puasa, haji, shadaqah, bacaan al-Qur’an atau semua bentuk
perbuatan baik lainya, dan perbuatan baik tersebut sampai kepada mayit dan
memberi manfaat kepada mayit tersebut menurut ulama Ahlussunnah. (Nail
al-Awthar, Juz IV, hal. 142).
Kaiatnnya
dengan firman Allah dalam Sura an-Najm ayat 39 yang sering dijadikan sebagai
dalail bagi orang yang mengatakan bahwa do’a atau pahala yang tidak sampai
kepada mayit yaitu:
وَاَنْ لَيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعَى (النجم: ٣٩)
“Dan bahwa seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya.”(QS. an-Najm:39)
Berikut
ini beberapa penafsiran para ulama ahli tafsir mengenai ayat di atas:
Syekh
Sulaiman bin Umar Al-‘Ajili menjelaskan
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ هَذَا مَنْسُوْخُ الْحُكْمِ
فِي هَذِهِ الشَّرِيْعَةِ أَيْ وَإِنَّمَا هُوَ فِي صُحُفِ مُوْسَى
وَاِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِمَا السَّل
Telah
berkata Ibnu ‘Abbas : Ayat tersebut telah dimansukh (dihapus) hukumnya dalam syari’at Nabi Muhammad
saw, hukum yang terkandung dalam ayat itu hanya berlaku pada syari’at
Nabi Musa ‘as dan Nabi Ibrahim ‘as.
0 Response to "AMALAN-AMALAN YANG TIDAK TERPUTUS PAHALANYA"
Post a Comment